LOMBA TEKNOLOGI TEPAT GUNA (TTG)
HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN
(HMJ) TADRIS
ALARM PENDETEKSI KEBAKARAN
(FIRE ALARM DETECTOR)
Disusun oleh:
HIMPUNAN MAHASISWA TADRIS FISIKA
(Mufti, Lia dan Olif)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
WALISONGO SEMARANG
2012
ALARM PENDETEKSI KEBAKARAN
(Fire Alarm Detector)
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Beberapa penyebab terjadinya kebakaran di Daerah
Ibukota antara lain, buruknya kualitas bangunan, tata kota, insfrastruktur dan
kebiasaan masyarakat. Penyebab lainnya adalah puntung rokok yang asal buang,
petasan, pembakaran sampah, keteledoran penggunaan alat-alat listrik, tambal
ban yang dekat dengan penjualan bensin eceran, dan lain-lain. Namun belum ada
langkah strategis yang di ambil Pemda DKI untuk mengatasi hal ini, (VOAIndonesia, 26/08/2012).
Pada umumnya kasus yang paling dominan
disebabkan oleh keteledoran penggunaan alat-alat listrik. Kebakaran listrik
sebenarnya tidak perlu terjadi jika syarat-syarat pemasanngan dan keamanannya
terpenuhi. Hal ini terjadi karena tindakan dari para pemakai daya listrik yang
tidak paham tentang bahaya listrik. Sebagai contoh, saat terjadi hubungan
singkat yang mengakibatkan sekering putus, kemudian kita menyambung kawat
sekering dengan kawat berdiameter lebih besar (tanpa memperhitungkan arus yang
lewat), sehingga arus yang lewat kawat menjadi lebih besar (tidak sesuai dengan
ketentuan keamanan). Hal ini menyebabkan panas yang berlebih pada penghantar
meleleh dan timbullah hubungan singkat yang disertai bunga api. Bunga api
inilah yang sering menyebabkan terjadinya kebakaran.
Kebakaran yang
terjadi pada sistem jaringan terjadi akibat dari bersinggungannya dua hantaran,
kadang-kadang terjadi ledakan ringan yang mengakibatkan putusnya ikatan
penghantar. Di sini banyak terjadi kecelakaan karena sistem proteksi putus
hantaran tidak berfungsi. Apabila terjadi ledakan pada reaktornya, semata-mata
karena sistem proteksi yang berada dalam tabung reaktor bekerja. Hal ini
terjadi apabila batas beban lebih dilampaui atau terjadi hubung singkat pada
sistem.
B. Tujuan dan Manfaat Alat
Tujuan Pembuatan Alat
1. Meningkatkan pengetahuan tentang bahaya kebakaran dan peralatan yang digunakan
untuk penanggulangannya oleh masyarakat.
Manfaat Pembuatan Alat
1. Bagi Pemerintah
Memberikan kontribusi dalam pengambilan kebijakan sehingga
kewaspadaan masyarakat meningkat.
2. Bagi Masyarakat
Meningkatkan kewaspadaan melalui pemanfaatan
alarm pada setiap rumah sehingga
dapat meningkatkan keamanan masyarakat.
3. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan kajian ilmiah dan sumber referensi terkait
pemanfaatan alarm kepada masyarakat.
C. Landasan Teori
Sebelum lebih jauh membahas mengenai makna kebakaran, seyognya mengetahui:
1. Definisi kebakaran menurut Depnaker: “Suatu
reaksi oksidasi eksotermis yang berlangsung dengan cepat dari suatu bahan bakar
yang disertai dengan timbulnya api atau penyalaan”.
2. Definisi kebakaran menurut pengertian Asuransi
secara umum: “sesuatu yang benar-benar terbakar yang seharusnya tidak terbakar
dan dibuktikan dengan adanya nyala api secara nyata, terjadi secara tidak
sengaja, tiba-tiba serta menimbulkan kecelakaan atau kerugian”.
3. Definisi kebakaran menurut PERDA DKI 1992: “
Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat yang tidak
kita kehendaki, merugikan pada umumnya sukar dikendalikan.”
Kebakaran yang sering terjadi umumnya
disebabkan oleh gangguan listrik. Kebakaran yang terjadi akibat listrik dalam
ilmu fisika dapat dikaitkan dengan listrik statis. Listrik tersusun atas
partikel-partikel seperti elektron dan proton yang saling berikatan melalui
gaya listrik. Cahaya adalah gelombang yang tersusun atas pola-pola gaya listrik
dan magnet. Satuan kuat arus listrik adalah “ampere” (disingkat A).
Kebakaran listrik diduga karena
ada kabel yang tidak memenuhi syarat hingga menyebabkan ada kabel yang
terkelupas akibat salah satu kabel yang terkelupas yaitu terjadi konsleting
listrik. Kabel yang bermuatan listrik positif bersentuhan dengan listrik
bermuatan negatif, itu bisa menimbulkan arus pendek (konsleting) terjadinya
bisa saja api keluar dari stop kontak atau dari meteran yang meledak . Hubungan
arus pendek belum tentu terjadi kebakaran kalau perangkat listrik tersebut
diberi pengaman/alat otomatis,
Hubungan pendek arus listrik terjadi
karena listrik melalui jalur yang nyaris tanpa hambatan. Ibarat kita
mengendarai mobil,ada dua jalur, yang penuh kendaraan dan yang
kosong,pasti kita lebih memilih jalur kosong agar tidak macet. Begitu juga arus
listrik yang mengalir melewati jalur yang pendek hampir tanpa hambatan. Bila
terjadi hubungan singkat, arus berlebihan mengalir karena tidak dihalangi oleh
hambatan. Tapi hal ini dapat dicegah oleh sekering yang akan putus jika terjadi
hubungan singkat. Rangkaian menjadi terbuka dan kebakaran pun dapat dicegah.
Perlu kita ketahui pula bahwa hubungan arus pendek atau
korsleting adalah kontak langsung antara kabel positif dan negatif yang
biasanya dibarengi dengan percikan bunga api, dan bunga api inilah yang memicu
kebakaran. PLN telah memasang MCB (Mini Circuit Breaker) yang terpadu
dengan kWh dan OA Kast yang berfungsi sebagai pembatas bila pemakaian beban
melebihi kapasitas daya sekaligus sebagai pengaman bila terjadi hubungan arus
pendek.
II. PEMBAHASAN
A. METODE PEMBUATAN ALAT
Fire alarm Detector (alarm kebakaran) merupakan salah satu alat
pendeteksi kebakaran yang akan berbunyi ketika terjadi kebakaran. Semua
komponen dari alarm kebakaran harus diperiksa secara teratur untuk memastikan
bahwa peralatan tersebut bekerja dengan baik.
Komponen-komponen yang terdapat pada alarm kebakaran ini antara
lain:
1. Batu Baterai
2. Sirine
3. Beban
4. Paku
5. Kabel penghubung
6. Bidang Penyangga.
Gambar 1. Miniatur Fire Alarm Detector
Adapun langkah kerja pembuatan alat ini
adalah:
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menyusun rangkaian sebagaimana gambar di atas
dengan mengaitkan masing-masing komponen secara seri.
3. Melakukan pengecekan hingga sirine berbunyi dengan
cara memutuskan benang yang telah dikaitkan dengan saklar penghubung dengan
sirine dan baterai.
Cara kerja alarm ini hampir sama dengan cara kerja Rotary Alarm
Protection. Yang mana cara kerja ini adalah “saat terjadi kebakaran maka
bagian dari Rotary Alarm Protection yang dinamakan break glass
dipecah sehingga menyentuh tombol. Dengan demikian sirine berbunyi”. Sedangkan
pada alarm sederhana ini cara kerjanya adalah “saat terjadi kebakaran (yang
dekat dengan instalasi listrik), secara otomatis benang akan terputus. Sehingga
beban akan jatuh. Dengan demikian sirine akan berbunyi.”
Fire Alarm Protection adalah bentuk pengaman terhadap kecelakaan akibat
kebakaran. Oleh karena itu pemasangannya melalui banyak bertimbangan dan
pemeriksaan sampai rangkaian pengaman tersebut benar-benar diyakini dapat
beroperasi dengan baik. Beberapa tahap pemeriksaan yang dilakukan antara lain:
1. Pemeriksaan lapangan. Dilakukan sebelum
jaringan terpasang, berupa pemeriksaan kondisi lapangan apakah sudah sesuai
dengan rencana kerja yang akan dilakukan, termasuk jenis komponen dan sistem
pemasangannya.
2. Pretesting. Dilakukan setelah jaringan
terpasang. Pretesting ini berupa pengecekkan terhadap komponen yang terpasang,
apakah sudah sesuai dengan spesifikasi yang ada di job description atau belum.
Termasuk juga jika ada perlengkapan yang dirasa tidak sesuai dapat dilakukan
pengkajian ulang di sini.
3. Final test. Dilakukan pengoperasian sistem.
Uji coba terhadap sistem dilakukan selama ..1-3 hari. Jika tidak terjadi
masalah maka sistem dinilai sudah siap untuk dioperasikan/digunakan.
4. Retesting. Tes ulang dilakukan jika pada final
test terdapat suatu masalah yang akan mempengaruhi sistem apabila sistem
dioperasikan. Kekurangan yang ada disempurnakan dengan tetap mengacu pada
penggunaan perlengkapan yang memenuhi standar.
B. ESTIMASI DANA
Pada pembuatan alarm kebakaran sederhana ini, dana
yang kami keluarkan adalah sebagai berikut:
NO
|
Nama Bahan
|
Harga
|
1
|
Batu Baterai
|
Rp 3.900
|
2
|
Beban
|
Gratis
|
3
|
Sumber bunyi (sirine)
|
Gratis (bekas jam alarm)
|
4
|
Benang
|
Rp 1.000
|
5
|
Paku (10 biji)
|
Gratis (sisa bangunan)
|
6
|
Kabel
|
Gratis
|
7
|
Wadah
|
Gratis
|
JUMLAH
|
Rp 4.900,00
|
III. PENUTUP
A. Simpulan
1. Pengetahuan bahaya kebakaran oleh masyarakat Indonesia
masih kurang. Hal ini ditunjukkan dari pengetahuan perawatan/penggunaan
instalasi listrik tidak sesuai prosedur/standard.
2. Fire Alarm Detector merupakan solusi meningkatkan pengetahuan masyarakat menuju generasi peduli keselamatan dan
keamanan dari bahaya kebakaran. Piranti disusun sangat sederhana sehingga tidak
perlu memaksakan pemahaman lebih untuk kalangan masyarakat awam.
B. Saran
1. Masyarakat diharapkan memiliki kesadaran yang tinggi dalam
meningkatkan kewaspadaan terhadap instalasi listrik rumah tangga karena sangat
bermanfaat bagi dirinya sendiri dan keluarga.
2. Pemerintah diharapkan dapat menjadikan alat ini sebagai piranti
yang menjadi pertimbangan dalam melaksanakan kebijakan publik, di samping itu dibutuhkan dukungan secara penuh dari
masyarakat.
3. Hindari pemakaian listrik secara ilegal karena disamping
membahayakan keselamatan jiwa, tindakan itu juga tergolong tindak kejahatan
yang dipidanakan.
4. Melakukan proses internalisasi
pengetahuan melalui penciptaan alat pendeteksi kebakaran dapat dilaksanakan
melalui ketiga tahap, sebagai berikut:
Jadi, sebelum hal-hal yang tak diinginkan
terjadi, seperti musibah kebakaran, sebaiknya kita melakukan tindak pencegahan.
Bukankah mencegah itu lebih baik daripada mengobati!
DAFTAR PUSTAKA
http://www.metrotvnews.com/read/newsvideo/2012/08/07/156862/Waspadai-Arus-Pendek-Listrik-bisa-Memicu-Kebakaran/6, didownload pada tanggal 15 Oktober 2012 Pukul 21.54
WIB.
http://www.agenalatpemadamapi.com/tips-news-alat-pemadam-api/tips-sederhana-mencegah-kebakaran/, didownload pada tanggal 15 Oktober 2012 Pukul 21.55
WIB.
http://www.voaindonesia.com/content/seratus-kasus-kebakaran-di-jakarta-sejak-januari/1496115.html, didownload pada tanggal 15 Oktober 2012 Pukul 22.00
WIB.